Saat trend dengan model lengan lebar muncul, semua wanita berlomba untuk mengenakan baju dengan model tersebut, saat Facebook mulai dikenal oleh para ibu-ibu, semua ibu-ibu berlomba untuk memiliki akun Facebook dan berposting ini itu pada akunnya. Hal yang mencolok terlihat pada trend zaman sekarang bahwa sebagian besar orang dengan berkembangnya teknologi dan pengetahuan menjadi begitu mudah terpengaruh dengan semua perkembangan yang ada. Tidak ada yang salah dari mengikuti trend dan menikmati fasilitas yang ditawarkan dunia di zaman modern ini. Yang kurang tepat dalam pandangan saya bahwa focus banyak orang yang banyak tertuju pada hal-hal seperti tadi telah merampas waktu dan kegiatan yang berkualitas yang sebenarnya lebih memberi manfaat untuk diri kita atau mungkin orang lain.
Salah satu contoh kecil yang mungkin terbentuk dalam komunitas sosial kita bahwa orang mungkin dianggap menarik jika memiliki penampilan yang mengikuti trend, aktif di media sosial dan mungkin memiliki relasi sana sini terutama dengan yang disebut ‘kalangan atas’. Sadar atau tidak sadar, kadang kita lebih memiliki perhatian dan bersikap lebih hormat dan ingin berteman dengan orang-orang seperti itu dibanding dengan orang yang tidak terlihat menarik secara fisik, tidak memiliki materi ataupun jabatan.
Salah satu film dari Amerika berjudul “Radio Rebel” menceritakan Tara, seorang gadis di High School yang berpenampilan ‘biasa’, pemalu, dan tidak menonjol di sekolahnya. Dibanding dengan anak-anak High School pada umumnya yang memiliki geng atau grup berteman masing-masing, gadis ini hanya memiliki 1 teman baik di sekolahnya dan menyebabkan dia dipandang rendah di mata teman-teman sekolahnya. Satu siaran radio yang sangat digemari oleh sebagian besar anak muda di sekolah itu karena memuat banyak informasi menarik, cerdas dan sangat menjawab kebutuhan kebanyakan anak muda yaitu Radio Rebel. Tidak ada yang menyangka bahwa radio ini ternyata disiarkan oleh gadis yang bernama Tara tersebut. Gadis yang dikenal ‘kurang gaul’ dan pemalu ini ternyata adalah seorang yang memiliki bakat dan keistimewaan yang tidak tergambar dari kesehariannya.
Inilah yang saya maksud bahwa jika sebagian besar orang cenderung membuat penampilan luar sebagai identitas dirinya, ternyata hal ini tidak begitu membuktikan kualitas diri kita.
Jika sebagian besar keluarga khususnya istri-istri yang berasal dari suami yang kaya raya memiliki gaya hidup yang luxus dan penampilan mewah, berbeda halnya dengan Pricilla Chan istri dari salah satu orang terkaya didunia Mark Zuckerberg. Penampilan yang low profil dan jauh dari kata glamour ini sepertinya memberikan pengaruh positif bukan hanya pada suaminya tapi juga menginspirasi banyak orang. Kalau banyak wanita yang mengimpikan pernikahan yang mewah, hal ini tidak terjadi pada Pricilla yang menginginkan pesta yang sangat sederhana. Mereka hanya mengundang orang terdekat dan tanpa publikasi pesta yang sederhana oleh seorang dokter dan founder Facebook ini dilaksanakan. Hal ini membuat mereka dalam pandangan saya terasa special.
Tidak ada yang salah dari berfokus pada kegiatan berkualitas seperti menghabiskan waktu luang dengan belajar atau berdiskusi hal-hal bernilai dengan sahabat atau orang-orang terdekat. Tidak ada yang salah dengan menyisikan uang dan materi kita untuk membantu orang yang lebih membutuhkan dari pada menghamburkan uang untuk sekedar terlihat menonjol. Tidak ada yang salah dari mengambil waktu untuk mencari kegiatan sosial yang bermanfaat daripada berjam-jam duduk di depan Smartphone, dan tidak ada yang salah dengan mulai membangun relasi dengan orang-orang yang dianggap tidak terpandang di mata sosial dan membangun hubungan baik dengan mereka. Menjadi orang yang berbeda dengan tidak terpengaruh dengan tawaran materi dan penampilan fisik memang mungkin tidak akan membuat kita dikenal orang, tapi setidaknya tidak membawa kita pada gaya hedonis dan materialistis. Selain itu, memfokuskan diri untuk menjadi lebih cerdas, bijaksana, sederhana dan memiliki hubungan baik dengan orang lain adalah wujud cara untuk menjadi berkat dari pada berfokus pada trend sosial dan menjadi korban didalamnya. Disaat semua orang berlomba untuk mendapatkan pengakuan dan penghormatan orang lain, kita menjadi berbeda dengan mencari kebahagiaan bernilai dengan diri sendiri dan orang sekitar kita.


djambimungai